Jakarta, Harian – Pemerintah Lebanon mengumumkan bahwa negaranya sedang dalam keadaan perang. Perdana Menteri (PM) Najib Mikati mengatakan hal ini setelah dua hari berturut-turut terjadi pemboman besar-besaran dan perangkat elektronik mematikan di seluruh negeri, menewaskan lebih dari 30 orang dan melukai ribuan lainnya.
Pada hari Selasa, pager yang digunakan oleh anggota kelompok bersenjata Lebanon Hizbullah meledak secara bersamaan, menewaskan 12 orang dan melukai 3.000 lainnya. Sementara itu, pada hari Rabu, 20 orang tewas dan 450 luka-luka ketika perangkat elektronik lainnya, termasuk walkie-talkie, laptop, dan radio meledak.
Pemerintah di Beirut menyalahkan Israel atas serangan itu. Negara Yahudi tidak membenarkan atau menyangkal tanggung jawab.
Namun, media mengklaim bahwa dinas rahasia Israel Mossad berada di balik kejadian ini. Badan tersebut dilaporkan telah memasang ribuan perangkat elektronik berisi bahan peledak kecil yang diaktifkan oleh sinyal jarak jauh.
“Kejahatan massal ini… terhadap orang-orang yang tidak berdaya di rumah mereka, dibunuh dengan cara ini, tidak dapat dijelaskan,” kata Mikati kepada wartawan, seperti dikutip laman tersebut. Rusia hari ini (RT), Jumat (20/9/2024).
Dia menekankan bahwa Lebanon sedang berperang dengan Israel.
“Perang ini dimulai sekitar 11 bulan lalu dan berdampak pada masyarakat kami di selatan dimana rumah mereka hancur,” ujarnya lagi.
“Kita dihadapkan pada musuh yang mengabaikan seluruh hukum internasional dan kemanusiaan. Dan pertanyaannya, apakah hal ini bisa terus berlanjut? Di manakah PBB yang misi utamanya menyebarkan perdamaian? – Mikati bertanya.
Hizbullah juga mengatakan hal serupa. Dalam pernyataan terbarunya yang disiarkan televisi, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengatakan “musuh telah melewati garis merah.”
“Musuh berada di luar kendali, hukum dan moralitas,” katanya. Reuters.
“Ini bisa dianggap sebagai kejahatan perang atau deklarasi perang,” tegasnya lagi.
“Pembunuhan, penyerangan, dan kejahatan seperti ini mungkin belum pernah terjadi sebelumnya di dunia,” kecamnya.
Ia juga mengatakan, Hizbullah sendiri tidak akan berhenti menyerang Israel selama Tel Aviv terus melakukan serangan ke Jalur Gaza. Perlu diketahui, pertempuran roket tersebut terjadi sebagai bentuk protes Hizbullah kepada Israel karena terus menyerang wilayah sekutunya, Hamas.
“Front Lebanon tidak akan berhenti sampai agresi di Gaza berhenti, meskipun terjadi banyak pertumpahan darah,” tambahnya.
Sementara itu, dentuman sonik dari pesawat tempur Israel dikabarkan mengguncang gedung-gedung di Beirut. Hal itu terjadi saat Nasrallah memberikan pernyataan kepada media.
Jet tempur Israel menembakkan ledakan sonik yang kuat di atas ibu kota Lebanon, Beirut, ketika pemimpin Hizbullah Sayyed Hassan Nasrallah berbicara pada hari Kamis, kata seorang saksi mata Reuters.
Agensi AFP juga mempublikasikan hal serupa. Koresponden halaman Prancis mengatakan ledakan keras itu disebabkan oleh pesawat militer Israel.
Tentara Israel sendiri, IDF, membenarkan bahwa mereka melakukan serangan di Lebanon, meski tidak secara langsung menyebut pesawat sonik tersebut. IDF mengatakan pihaknya sedang melakukan operasi keamanan di Israel utara sehingga warga dapat kembali ke rumah mereka dan mencapai tujuan militer.
Masyarakat Lebanon sendiri dikabarkan sedang panik dan cemas. Mereka khawatir eskalasi serius akan terjadi lagi.
(bos/bos)
Artikel selanjutnya
Peringatan militer Arab dengan ngeri: Israel membunuh jenderal Hizbullah