Analisis Pakar Soal Terpilihnya Lagi Sri Mulyani di Kabinet Prabowo



menteri-keuangan-sri-mulyani-bertemu-prabowo-subianto-instagramsmindrawati_169 Analisis Pakar Soal Terpilihnya Lagi Sri Mulyani di Kabinet Prabowo




Jakarta, Harian– Presiden terpilih Prabowo Subianto telah menunjuk Sri Mulyani kembali menjadi Menteri Keuangan. Hal itu terungkap saat Sri Mulyani menyambangi kediaman Prabowo pada Senin malam (14/10/2024).

Sejumlah ekonom menganalisis alasan keputusan Prabowo mempertahankan menteri era Presiden Jokowi. Mereka pun menyinggung pekerjaan rumah terbesar Sri Mulyani di masa pemerintahan Prabowo.

Berikut analisis para ekonom mengenai alasan penunjukan Sri Mulyani.

-DASAR

Direktur Eksekutif Center for Economic Reforms (CORE) M. Faisal mengapresiasi penugasan kembali Sri Mulyani untuk menjaga kepercayaan pasar. Ia yakin Sri Mulyani sudah mendapat kepercayaan pasar sebagai sosok yang mampu menjaga disiplin keuangan.

Menurut dia, hadirnya ciri disiplin keuangan ini sangat penting, mengingat Prabowo dikenal memiliki program-program yang menyerap sebagian besar APBN. Terpilihnya kembali Sri Mulyani menjawab kekhawatiran sebagian pelaku pasar terhadap pengelolaan keuangan, kata Faisal, Selasa (15/10/2024).

Ia mengatakan, kepercayaan pasar terhadap sosok Sri Mulyani diperlukan di tengah masa transisi. Menurutnya, Sri Mulyani juga memiliki jaringan yang kuat dan kompeten dalam mengelola APBN.

Kecuali Sri Mulyani, Faisal menilai menteri perekonomian di era Prabowo relatif mirip dengan era Jokowi. Ia meyakini, untuk itu, tugas rumah pemerintah selanjutnya adalah mengevaluasi kinerja perekonomian Indonesia saat ini agar bisa membaik.

“Kalau kita ingin lompatan kinerja perekonomian berarti harus menggunakan cara lain, sehingga menjadi catatan bagi menteri-menteri baru di tim perekonomian,” tuturnya.

– Ekonom UNDIP

Ekonom Universitas Diponegoro Wahyu Widodo menilai alasan utama penunjukan Sri Mulyani karena dinilai sebagai sosok yang kredibel. Ia mengatakan hal tersebut teruji ketika pandemi Covid-19 melanda dunia.

“Kebijakan fiskal kami didukung dengan sangat baik baik dalam kondisi perekonomian normal maupun dalam krisis seperti Covid-19,” ujarnya.

Dalam penilaiannya, Sri Mulyani berhasil menjadikan APBN sebagai shock absorber di saat krisis. Sebaliknya, pada kondisi normal fungsi fiskal menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi.

“Saya pikir sulit untuk menggantikannya sekarang,” katanya.

Dia mengatakan Sri Mulyani akan menghadapi sejumlah tantangan besar ke depannya saat menjabat. Tugas dalam negeri yang paling berat dalam jangka pendek, kata dia, adalah melaksanakan program Prabowo di tengah perekonomian yang cenderung melambat.

“Kami melihat angka defisit APBN tahun 2025 meningkat sebagai kompromi terhadap implementasi agenda Prabowo, padahal di sisi lain banyak program mendasar yang perlu dilanjutkan dari periode pemerintahan sebelumnya,” ujarnya.

-Selios

Direktur Eksekutif Center for Law and Economic Research (Celios) Bhima Yudhistira menilai Sri Mulyani memiliki pengalaman menjabat Menteri Keuangan selama 13 tahun. Ia mengatakan, reputasi internasional Sri Mulyani dan kedekatannya dengan lembaga pemberi pinjaman multilateral seperti Bank Dunia juga memudahkan Sri Mulyani untuk terhubung dengan mitra keuangan global.

Defisit fiskal pascapandemi masih di bawah 3%, artinya Sri Mulyani berkomitmen disiplin fiskal, ujarnya.

Selain itu, Bhima menilai Sri Mulyani membutuhkan Prabowo untuk hal lain, seperti melunasi utang. Menurut penilaiannya, Sri Mulyani ditunjuk untuk mengatasi permasalahan tunggakan dan tingginya suku bunga utang pada 2025-2029.

“Karena SMI menyetujui utang tersebut, maka SMI juga harus membantu dan bertanggung jawab atas masalah utang ini,” ujarnya.

-UI Ekonomi

Guru Besar Telisa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Aulia Falianti yakin penunjukan Sri Mulyani akan disambut positif pasar. Ia meyakini, sudah ada kepastian di pasar siapa yang akan menjadi menteri keuangan.

“Saat ini positif karena berarti pasar punya jawaban dan akan dipimpin oleh seseorang yang berpengalaman,” ujarnya.

Telisa yakin, akhirnya Prabowo menunjuk Sri Mulyani karena pasar mempercayai pria itu untuk menjalankan APBN. Ia meyakini kepercayaan tersebut sangat diperlukan dalam konteks ketegangan geopolitik global.

“Mungkin dia menyadari pentingnya menjaga kepercayaan pasar terhadap geopolitik global,” katanya.

(RSA/saya)

Tonton videonya di bawah ini:

Video: Memeriksa efektivitas kabinet lemak Prabovo



Artikel selanjutnya

Dear Bapak Prabowo, Ibu Sri Mulyani. Ada resep perekonomian Indonesia tumbuh 8%.


Leave a Comment